ㅤSuasana rumah kala itu terlihat sangat sunyi, hanya detak jam dinding yang menemani kesunyian saat itu. Rumah dengan nuansa coklat di setiap ruangan menjadi tempat singgah ternyaman bagi penghuni rumah tersebut.
ㅤSuara langkah kaki yang menyentuh lantai menggema diseluruh ruangan. Deru nafas seseorang terdengar sangat terburu-buru, seperti tidak ingin tertinggal akan suatu hal.
ㅤ“Ayah, tunggu aku!” Pemuda bersurai hitam terus melangkahkan kaki jenjang nya sembari mengejar sang — Ayah.
ㅤTeriakan tersebut membuat sosok yang dipanggil menghentikan langkahnya, ia menoleh kearah belakang untuk melihat Putranya yang memanggilnya itu. “Kau tidak perlu berlari seperti itu, Roy.”
ㅤMendengar jawaban dari sang — Ayah, Roy memperlambat langkahnya namun masih dengan deru nafas yang tersengal-sengal. “Aku- aku ikut dengan Ayah,” ucapnya sambil mencoba mengatur kembali nafasnya.
ㅤ “Baiklah. Siapkan barang-barangmu terlebih dahulu, Ayah akan menunggu disini dengan Paman Sam,” ucap sang Ayah seraya tersenyum manis seperti tidak ada masalah yang akan terjadi.
ㅤRoy bergegas pergi ke kamarnya untuk menyiapkan barang-barang yang akan dia bawa untuk pergi bersama Ayahnya dan Pamanya itu. Saat ia sedang memasukkan barangnya, Roy melihat foto yang tertata rapih diatas nakas yang berada tepat disamping ranjangnya. Didalam foto itu terdapat sebuah foto yang memperlihatkan Ayah — Roy — Ibunya.
ㅤAyahnya tidak pernah menceritakan tentang Ibunya pada dirinya. Saat ia menanyakan tentang Ibunya, Ayahnya selalu berkata bahwa Ibunya telah pergi meninggalkan dirinya sejak ia umur 3 bulan. Tanpa ia sadari, setetes air mata telah berhasil mengalir sempurna pada pipinya. Roy sangat merindukan Ibunya.
ㅤDi sisi lain, dua Pria yang sedang menantikan Roy membereskan barangnya itu sedang berbicara akan suatu hal. Yang lebih tua membelakangi yang lebih muda sambil melihat kearah luar rumah.
ㅤ“Merabeth masih hidup, bagaimana kalau Roy mengetahuinya? Aku tidak dapat membayangkan bagaimana rasa kecewa yang akan tumbuh pada dirinya saat mengetahui bahwa Ayahnya telah membohongi dirinya.”
ㅤSam berkata pada Kakak laki-lakinya sekaligus Ayah dari Roy. Pasalnya, ia mengetahui bahwa Kakaknya itu telah membohongi Anaknya tentang Ibunya yang sudah tiada, dan lebih buruknya lagi bahwa Merabeth— Ibunda Roy masih hidup.
ㅤ“Sudah cukup. Kau tidak perlu cemas tentang ini, aku akan mengurusnya. Lagipula Roy tidak akan mengenal Ibunya, karena foto yang ia simpan dikamarnya itu bukanlah foto Ibu kandungnya, melainkan Ibu tirinya,” ucap Andrew dengan tenang tanpa mengetahui bahwa Roy sudah berada dibelakangnya dan mendengar semua pembicaraan mereka berdua.
ㅤRoy yang mendengar pembicaraan antara Ayah dan Pamannya itu sontak terjatuh lemas diatas lantai, ia tidak menyangka bahwa sesosok orang yang amat sangat ia sayangi itu telah membohonginya.
ㅤAndrew yang menyadari akan kehadiran Putranya itu sontak berbalik arah dan melihat bahwa Putranya sedang menangis— sembari menunduk lemas.
ㅤSam yang melihatnya tidak dapat berbicara apapun, hal yang ditakuti kini benar-benar terjadi. Roy telah mengetahui semuanya, ia yakin bahwa Roy akan kecewa dengan dirinya terutama pada Ayahnya itu.
ㅤ“Kenapa, kenapa Ayah membohongi ku?”
ㅤ“Roy.. Ayah tidak bermaksud untuk membohongi mu, izinkan Ayah untuk menjelaskannya padamu,” ucap Andrew sambil menghampiri Putranya yang terduduk lemas diatas lantai, jangan lupakan wajahnya yang kini banjir dipenuhi oleh air mata yang mengalir deras.
ㅤKecewa, kini hanya itu yang dapat dirasakan oleh Roy, orang yang selama ini ia sayangi sedari kecil kini membohonginya. Berbohong tentang Ibunya yang amat sangat ia rindukan.
ㅤ”Aku tidak perlu penjelasan Ayah, sekarang tolong bawa aku bertemu dengan Ibu. Aku mohon!” Final kata dari Roy.
ㅤAndrew yang mendengarkan permohonan dari sang Putranya terpaksa untuk mengabulkannya, ia tidak ingin membuat Putranya lebih kecewa dengan dirinya.
ㅤAngin sejuk yang menghembus membuat pepohonan bergoyang, suara air sungai yang mengalir deras serta beberapa bunga yang bermekaran disekitarnya. Terdapat sebuah rumah kecil yang berada dipinggir sungai itu dengan sesosok Wanita paruh baya yang sedang menduduki sebuah kursi dihalaman rumahnya.
ㅤMerabeth— ia yang sedari tadi duduk sambil menikmati pemandangan dipinggir sungai. Belakangan ini, ia selalu melakukan hal ini sembari memikirkan mimpi yang ia dapatkan tiap malam.
ㅤIa bermimpi tentang Anaknya, sungguh ia rindu dengan Putranya itu. ia memikirkan kejadian dimasa lampau yang membuatnya harus meninggalkan Anaknya dengan Suaminya itu. Entahlah, sampai saat ini ia tetap menganggap Pria itu sebagai suaminya, meskipun dimasa itu ia telah dikhianati dengan kehadiran Wanita lain dalam hidupnya.
ㅤSaat sedang memikirkan kejadian itu, tanpa ia sadari bahwa ada sebuah mobil yang menghampiri rumah singgahnya itu. Turun seorang anak laki-laki dengan wajah yang tampan dan mata yang indah.
ㅤAnak laki-laki itu berlari dengan cepat untuk menghampiri orang yang sudah lama ia rindukan. Tentunya terdapat dua orang lagi yang mengikutinya dari belakang.
ㅤ“IBUU!”
ㅤMerabeth yang sedang melamun itu terkejut dengan teriakan yang berasal dari Pemuda itu. Wajahnya yang sedari awal lesuh kini kembali ceria dan mengangkat senyumnya setelah melihat siapa yang memanggilnya itu.
ㅤBenar, itu adalah anaknya yang sedari tadi ia pikirkan. Dan juga— terdapat Pria yang ia kenal bersama Adiknya yang berjalan ke arahnya.
ㅤRoy segera menghampiri Ibundanya dan memeluknya seraya melepaskan rasa rindu yang selama ini ia pendam bertahun-tahun. Air mata yang kian mengalir kembali membuat wajahnya basah, begitu juga dengan sang Ibunda.
ㅤ“Kau sudah tumbuh besar Nak.. Ibu sangat merindukanmu,” Merabeth terus menerus mengecup wajah Putranya yang amat sangat ia rindukan. Putranya sudah tumbuh dengan cepat dan menjadi Pria yang tampan.
ㅤ“Aku rindu dengan Ibu."
ㅤIbu dan Anak itu kini saling melepaskan rindu mereka dan sesekali menanyakan kabar satu sama lain.
ㅤAndrew yang berada disana dan menyaksikan interaksi antara istri dan Putranya itu menyesal akan perbuatan yang telah ia lakukan. Ia pun segera meminta maaf dan mengajak kembali Istrinya itu untuk tinggal bersamanya, dan memulai kisah mereka dari awal.